Job :
05
|
OVERHAUL MOTOR BENSIN
|
Waktu : 8 Jam pel
|
SMT : 5 (Lima)
|
Th Ajaran : 2015/2016
|
|
Kelas : 3 TKR 3
|
SMK N 2 PENGASIH
|
|
Kelompok 3 dan 4
(24 – 27 dan 28 -32)
|
|
Nomor :
|
A. Tujuan
1.
Siswa diharapkan dapat memahami
cara kerja dari Motor Bensin.
2.
Siswa diharapkan dapat melakukan
analisis awal kerusakan pada kendaraan.
3.
Siswa diharapkan dapat melakukan
Overhaul engine dengan baik dan benar.
4.
Siswa diharapkan dapat mengenali
nama-nama komponen dari engine dan cara kerjanya.
5.
Siswa diharapkan dapat memahami
prosedur kerja yang baik sesuai standarnya.
B. Keselamatan Kerja
1.
Gunakanlah alat pelindung
praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll.
2.
Gunakan alat sesuai dengan fungsi
dan cara pemakaian alat yang benar.
3.
Berhati-hatilah terhadap komponen
yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan.
4.
Perhatikan tanda-tanda yang ada
pada bodi komponen.
5.
Bekerjalah dengan serius dan
selalu patuhi instruksi intruktur.
C. Alat dan Bahan
1.
Toolbox Set
2.
1 Unit Mobil
3.
V Block
4.
Jangka Sorong
5.
Silinder Bore Gauge
|
6.
Feeler Gauge
7.
Kunci Shock
8.
Kunci Momen
9.
Micrometer
10. Bensin
|
D. Teori Singkat
Sesuai dengan tujuan pelaksanaan
pekerjaan dasar engine, diperlukan pengetahuan tentang prinsip dan cara kerja
motor bakar, sistem pendinginan, sistem pelumasan, penghitungan daya motor dan
prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen engine serta cara pembersihan
engine dengan glass bead. Adapun fungsi pelaksanaan pekerjaan dasar engine
bertujuan :
a.
Tujuan primer
1)
Menjaga agar engine dapat
berfungsi secara optimal dan aman
2)
Meningkatkan umur pemakaian
3)
Menghemat biaya pemeliharaan
b.
Tujuan skunder
Mengorganisasi dan melaksanakan pekerjaan serta membuat catatan
pemeliharaan
Prinsip dan
cara kerja motor bensin 2 tak dan 4 tak
I.
Motor bensin 2 tak :
Disebut motor 2
tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan dua langkah piston.
Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari karburator
dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros engkol.
Selain itu
terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros engkol menuju
ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok. Untuk
lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut :
1)
Piston bergerak dari TMA ke TMB
a)
Di atas piston
Terjadi langkah
usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar ke dalam ruang bakar.
b)
Di bawah piston
Terjadi langkah
kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam ruang poros engkol
untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan gambar 1 bawah ini
2)
Piston bergerak dari TMA ke TMB
a)
Diatas piston
1)
Akhir pemasukan bahan bakar ke
dalam ruang bakar.
2)
Terjadi proses langkah kompresi
dan pembakaran bahan bakar oleh busi.
b)
Di bawah piston
Terjadi langkah
penghisapan campuran bahan bakar dari karburator ke dalam ruang poros engkol.
II.
Motor bensin 4 tak:
Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari
empat langkah torak
1.
Langkah Hisap
a)
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
b)
Katup hisap terbuka dan katup
buang tertutup.
c)
Terjadi kevakuman dalam silinder,
yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder.
2.
Langkah Kompresi
a.
Piston bergerak dari TMB ke TMA
b.
Katup hisap tertutup dan katup
buang tertutup
c.
Pada akhir langkah kompresi busi
memercikkan bunga api
3.
Langkah Usaha
a.
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
b.
Katup hisap tertutup dan katup
buang tertutup.
c.
Hasil pembakaran menekan piston
4.
Langkah buang
a.
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
b.
Katup hisap tertutup.
c.
Katup buang terbuka.
d.
Piston mendorong gas sisa
pembakaran keluar.
E. LANGKAH KERJA
A)
UMUM
1.
Lepaskan pemegang tutup
mesin dan lepaskan tutup mesin.
2.
Keluarkan pada radiator
dan blok silinder.
3.
Keluarkan oli mesin.
4.
Keluarkan aki.
5.
Lepaskan saringan udara
bersama rumalmya.
6.
Buka kabel gas dan cuk
karburator.
7.
Lepaskan pipa bensin
melalui sambungan pada saringannya.
8.
Lepaskan selang masuk
heater (pemanas) pada saluran isap
9.
Lepaskan kawat primer
dan tegangan tinggi pada distributor.
10. Lepaskan
thermosensor air.
11. Lepaskan
kabel-kabel motor starter dan switch tekanan oli.
12. Kendorkan
klem selang, setelah itu lepaskan selang radiator dan bawah dari radiator dan
pompa air.
13. Lepaskan
air.
14. Buka
baut tangkai, srtelah alternator dan copot tali kipas. setelah itu lepas atau
copot altemator.
15. Lepaskan
dudukan alternator.
16. Lepas
pipa buang depan dari saluran buang. Kemudian buka saluran buangan dari kop
silinder.
17. Lepas
starter motor. .
18. Pasang
rantai (seling) yang cocok pada gantungan mesin.
cantolkan rantai pada alat angkat yang memadai. Setelah itu angkat rantai sedikit ke atas hingga tidak kendor.
cantolkan rantai pada alat angkat yang memadai. Setelah itu angkat rantai sedikit ke atas hingga tidak kendor.
19. Lepaskan
braket dudukan mesin di sebelah kanan dan kiri.
20. Tarik
mesin ke depan hingga poros yang masuk transmisi benar-
benar kelihatan. Angkat mesin dari kendaraan.
benar kelihatan. Angkat mesin dari kendaraan.
B)
MESIN
1. Cylinder
Head
Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi
mesin lama) saat ini banyak diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari
campuran aluminium. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup,
karburator, busi dan sebagai ruang bakar.
a)
Pelepasan Cylider Head.
1)
Lepaskan semua saluran air pendingin
dari radiator.
2)
Lepaskan semua komponen seperrti
seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder head dengan konstruksi
OHV).
3)
Lepaskan semua baut pengikat
cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling dalam.
4)
Lepaskan katup dari dudukan katup
menggunakan special service tool.
b)
Pembersihan komponen Cylider
Head.
Lakukan pembersihan kerak pada ruang
bakar dan semua komponen mekanisme katup sebelum melakukan pemeriksaan agar
hasil pemeriksaan lebih presisi.
c)
Pemeriksaan komponen Cylider
Head.
1)
Kerataan intake manifold.
2)
Periksa kerataan permukaan cylinder
head.
3)
Periksa kebengkokan katup.
4)
Periksa kerataan permukaan katup.
d)
Pemasangan Cylider Head.
1)
Bila
permukaan tidak rata lakukan perataan permukaan dengan menyesuaikan batas yang
tersedia pada bagian sisi cylinder head.
2)
Lakukan pemasangan sesuai dengan
arah kebalikan pembongkaran.
2. Cylinder
block
Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin
dan terdapat water jacket untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner
adalah silinder yang dapat dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry
type dan wet type seperti ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai
keuntungan effisiensi panas lebih baik, tetapi pendinginan pada liner kurang
baik. Wet type mempunyai keuntungan pendinginan pada liner baik tetapi
effisiensi panas berkurang.
Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan
tenaga panas ke tenaga mekanis serta sebagai lintasan / bergerak naik dan
turunnya torak dalam melakukan proses kerja mesin.
a)
Pelepasan Cylinder Block.
1)
Lepaskan semua saluran air pendingin
dari radiator.
2)
Lepaskan cylinder head unit.
3)
Lepaskan semua engine mounting.
4)
Setelah engine dipisahkan dari badan
kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada ruang poros engkol seperti pompa
oli.
5)
Lepaskan batang piston dapat
melepaskan poros engkol.
6)
Setelah semua bagian dilepas
bersihkan komponen dengan solven atau glass bead.
b)
Pemeriksaan Cylinder Block.
Dalam pemeriksaan blok silinder yang
pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah keutuhannya secara fisik ( secara
visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan bentuk dasarnya.
Sedangkan yang perlu dilakukan
penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah :
1)
Pengukuran / Pemeriksaan
Keretakkan Blok Silinder :
Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah
:
Ø
Magnetic Crask Detektor dan
kelengkapannya
Cara Pengukuran Keretakan :
o
Permukaan blok silinder yang telah
dibersihkan ditaburi dengan bedak yang mengandung serbuk besi secara tipis dan
merata .
o
Rakit Magnetic Crack Detector ,
kemudian pole magnet remanennya diletakkan ditasa permukaan blok silinder yang
telah ditaburi bedak
o
Hidupkan sumber listrik magnetic
crack detectornya sehingga pole magnet remanen menjadi magnet, lihat
serbuk bedak disekitar magnet remanen apakah bedak mengumpul membentuk
sebuah garis atau tidak (tetap seperti semula). Bila ternyata bedakmembentuk
garis berarti garis tersebut adalah garis retaknya dari blok
silinder karena sifat serbuk besi adalah akan selalu terbawa ketepi suatu
besi saat ada garis gaya magnet, sedangkan kalau bedak tidak
membentuk garis berarti masih baik.
o
Lakukan pemeriksaan seperti diatas
pada posisi pada posisi permukaan silinder lainnya sampai seluruh
permukaan silindernya terperiksa.
o
Bila ternyata blok silinder sudah
retak berate blok silinder harus diganti karena dapat menyebabkan
kebocoran terutama saat langkah atau langkah usaha.
2)
Pemeriksaan / Pengukuran
Kerataan Permukaan Blok Silinder :
Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah
:
o
Straigt Edge
o
Feeler Gauge
o
Mikrometer (bila diperlukan untuk
mengukur bilah)
Cara Pengukuran :
o
Letakkan Staright Edge pada
permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang
kecil diletakkan dibawah)
o
Lihat celah anata blok dengan
straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat masuk
o
Lihat/ukur bilah tersebut dengan
mikrometer, besarnya penyimpangan kerataan blok silinder adalah sebesar tebal
bilah tersebut.
o
Lakukan pengukuran seperti diatas
pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan melintang (depan, tengah
dan belakang).
o
Dari beberapa pengukuran ambilah
nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila penyimpangan kerataannya
sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus diperbaiki dengan jalan
di gerinda sampai kerataannya nol.
3)
Kelurusan dudukan poros
engkol :
Untuk mendukung puritan poros engkol
menjadi stabil (getarannya kecil) maka dudukan poros engkol harus lurus antara
satu dengan lainnya, oleh karena itu saat membongkar mesin kelurusan dudukan
harus diukur .
Adapaun peralatan yang dibutuhhkan
untuk pengukuran kelurusan adalah :
o
Straight Edge
o
Feeler gauge dan Mikrometer (bila diperlukan)
Cara Pengukuran :
o
Letak blok silinder dengan posisi
ruang engkol diatas/dudukan poros engkol diatas
o
Letakkan straight edge membujur dari
depan kebelakang dengan posisi berdidi dan sisi yang kecil di bawah.
o
Masukkan bilah feeler gauge (yang
dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan.
o
Besarnya penyimpangan kelurusannya
adalah sebesar tebal bilah yang dapat masuk.
o
Bila penyimpangan kelurusan sudah
melebihi batas maksimum maka harus diperbaiki dengan jalan digerinda.
c)
Pemeriksaan dan Pengukuran
Tabung Silinder
Untuk memperoleh tenaga mesin yang
maksimal maka kebocoran antara torak dan ring torak dengan silinder harus
dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak boleh terdapat
goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar.
Pemeriksaan tabung slilinder
Pemeriksaan ini dilihat secara
visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu besar atau dengan diraba
barang kali silinder sudah berubah bentuknya.
1)
Pengukuran Tabung Silinder
Alat yang digunakan adalah :
o
Jangka sorong
o
Mokrometer luar (sesuai ukuran)
o
Silinder boore gauge (sesuai ukuran)
o
Ragum micrometer (bila diperlukan)
Cara Pengukuran :
o
Ukur diameter silinder bagian atas
yang tidak terkena gesekan ring torak
o
Ambil micrometer yang sesuai dengan
hasil pengukuran tersebut
o
Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan
micrometer sesuai dengan hasil pengukuran dengan jangka sorong (untuk
memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau kebawah).
o
Rakit silinder Boore Gauge yang
sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam silinder) kemudian
kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore
diukur dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan
merubah posisi micrometer).
o
Ukur diameter silinder dengan
silinder bore gauge pada enam posisiyaitu bagian yang terkena gesekan ring
torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X
dan Y), dan Bagian bawah (X dan Y).
o
Hitung besarnya diameter silinder
tiap pengukuran dan catat hasilnya , dimana besarnya diameter silinder adalah
besarnya ukuran settingan micrometer ditambah atau dikurangi besarnya
penyimpangan jarum dial pada silinder Bore Gauge (bila jarum
dial bergerak berlawanan jarum jam berate ditambah dan bila dial bergerak
searah jaru jam berarti dikurangi).
o
Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih
pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan Y3).
o
Hitung keovalan tiaptiap silinder
(selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan Y2 , atau X3
dengan Y3 ).
o
Hitung Keausan silinder (selisih
pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder).
o
Bila ketirusan dan keovalan sudah
melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan masih
dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda
/dihinning).
o
Bila keusan sudah melebihi batas
maksimum maka silinder harusdipernbaiki dengan jalan di over size/diperbesar
ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik.
3. Piston
(Torak)
A. Kontruksi
Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk
melakukan langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah
untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Piston
terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan radiasi panas yang baik.
B. Fungsi
Fungsi Dari torak adalah mengisap,
mengkompresi dan memikuktekanan hasil pembakaran serta menyalurkannya ke poros
engkol melalui batang torak dan sebagi pendorong gas sisa pembakaran keluar
dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang engkol dengan silinder. Torak
pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan.
Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang
atau dari keramik. Pada sisi luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur
untuk penempatan ring torak dan ring oli.
1) Ring Torak
Fungsi ring
torak adalah :
o
Menghindari kebocoran gas (terutama
saat kompresi dan ekpansi)
o
Mengikis kelebihan oli pada dinding
silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring penghapus oli).
o
Memindahkan panas dari torak ke
dinding silinder.
2) Pena torak
Fungsi dari pena torak adalah
sebagai pemindah gaya dalam hubungan antara torak dengan batang
torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari baja nikel.
Diameter pena tyorak dibuat lebih
besar dengan tujuan agar bidang geseknya lebih besar dan tahan terhadap
keausan, serta bagian dalamnya dibuat lubang agar bobot dari pena torak menjadi
lebih kecil sehingga memudahkan untuk bergerakknya torak. Pengikatan pena torak
Agar pena torak tidak keluar dari
ptorak maka harus ada yang menjamin/mengikat sehingga pena torak dapat
berfungsi dengan baik dan tidak merusak komponen lainnya.
3) Batang Torak
Fungsi batang torak adal untuk
memindahkan gaya dari torak keporos engkol atau sebaliknya serta
merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak menjadi gerakan putar poros
engkol.
Beban yang diterima batang torak
adalah: beban tarik, beban tekan dan beban tekukkan serta beban puntiran. Oleh
karena itu, batang torak harus dibuat seringan mungkin agar massa kelembamannya
kecil, dan tahan terhadap tekukkan, tekanan maupun puntiran dengan demikian
biasanya konstruksi batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini
mempunyai kekuatan yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil.
4) Tutup
Bantalan Batang Torak
Ada dua jenis tutup bantalan yaitu
o
Bentuk lurus
Dimana bentuk ini konstruksi penutup
bantalan dan pangkal batang torak dibuat simetris dan diaut sebelah
kiri dan kanan.
o
Bentuk miring
Posisi penutup bantalan dengan ujung
batang torak dibuat miring dengan tujuan agar pada saat melepas/memasang
bantalan tidak perlu menurunkan mesin ataupun melepas poros engkol dan cukup
melewati lubang silinder saja (didorong keatas).
C. Pemeriksaan dan
Pengukuran Torak dan Kelengkapannya
1.
Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak ,
Ring Torak dan Pena torak
Pemeriksaan secara visual dapat
dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau pecah, kekocakan batang torak
dengan penanya serta keausan/bekas gesekan torak.
Pengukuran yang perlu dilakukan
a.
Celah alur ring torak
Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan
cara :
o
Lepas ring torak dari alurnya
o
Bersihkan alur dan ring toraknya
o
Masukkan ring pada alurnya dengan
posisi lingkaran diluar piston
o
Ukur celah dengan feelergauge yang
dapat masuk
o
Besarnya tebal feeler gauge adalah
sama dengan celah ring torak
o
Lakukan pengukuran pada semua ring
torak
b.
Lakukan pemeriksaan celah ujung
pegas ring piston.
Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada
temperatur ruangan, dan diukur pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder.
c.
Pengukuran celah torak dengan lubang
silinder .
Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder
bore gauge dengan kelengkapannya.
Cara melakukan pengukuran adalah :
o
Ukur diameter torak dengan
micrometer yang sudah dikalibrasi.
o
Ukur lubang silinder dengan silinder
bore gauge sesuai dengan urutan
pengukuran yang benar.
o
Bandingkan kedua pengukuran
(selisih) adalah merupan celah antara dinding silinder dengan toraknya.
o
Celah ini bila terlalu
besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol
banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus
disesuaikan (diganti toraknya).
o
Pemeriksaan Celah Bushing Torak
dengan Pena torak
o
Dengan menggunakan micrometer luar
dan dalam maka ukur dimeter bagian dalam bushing dan ukur diameter luar pena
torak pada bagian yang bergesekan dengan bushing. Besarnya selisih pengukuran
adalah sama dengan besarnya celah antara bushing torak dengan pena torak. Bila
celah terlalu longgar maka akan terjadi suara yang kasar saat mesin bekerja..
2.
Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang
Torak
a)
Pengukuran Kepuntiran dan
Kebengkokkan Batang Torak
Alat yang
digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge.
Cara pengukuran
o
Pasang batang torak pada Connecting
Rod Aligner (diameter pena engkol disesuaiakan).
o
Letakkan pelurus pada pena
torak dengan posisi yang benar
o
Tempelkan sensor pada dinding alat.
o
Lihat sensor lainnya yang masih ada
celahnya dan ukur dengan menggunakan feeler gauge.
o
Bila celah itu pada sensor bagian
atas berarti adalah kebengkokkan.
o
Dan bila celah tersebut pada sensor
bagian kiri atau kanan berarti celah tersaebut adalah kepuntirannya.
b)
Pengukuran
celah bantalan batang torak
Untuk mengukur celah bantalan
gunakan plastic gauge dan cara pengukurannya sama persis dengan saat mengukur
celah bantalan poros engkol
c)
Pengukuran
celah samping batang torak
Alat yang digunakan adalah Dial
Indicator, dan cara pengukurannya sama persisi saat mengukur celah samping
poros engkol.
4. Poros Nok
Poros nok berfungsi untuk
menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan distributor.
a.
Pelepasan.
1)
Lepaskan semua komponen baut
pengikat.
2)
Bersihkan poros nok
b.
Pemeriksaan.
1)
Periksa keausan pada permukaan lupe.
2)
Ukur besarnya tinggi angkat dengan
menguragi diameter terbesar dengan diameter terkecil pada masing- masing lupe.
3)
Sesuaikan dengan spesifikasi yang
ada pada buku manual
c.
Pemasangan.
Lakukan pemasangan sesuai dengan
langkah kebalikan dari pelepasan
5. Poros Engkol
dan Bantalan Poros Engkol
1) Poros Engkol
Fungsi dari poros engkol adalah
untuk merubah arah gerakan bolak-balik torak dalam silinder (gerak lurus)
menjadi gerakan putar dengan perantaraan batang torak.
Persyaratan yang harus dipenuhi dari
poros engkol ini adalah harus tahan terhadap puntiran dan kebengkokkan
serta mempunyai sifat luncur yang baik.
Bahan dan cara pembuatan poros
engkol antara lain :
a)
Poros engkol dengan tuntutan tinggi.
Poros engkol ini banyak digunakan
pada mesin diesel (mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis
ini terbuat dari baja khusus yang diikuti dengan pelakuan panas untuk
meningkatkan kekuatannya.
b)
Posos engkol dengan tuntutan sedang.
Poros engkol ini banyak digunakan
pada mesin bensin/mesin disel ringan. Poros engkol ini terbuat dari besi tuang
khusus dengan proses perlakuan panas.
c)
Pengerasan permukaan jurnal dan pena
engkol.
Jurnal dan pena engkol diperkeras
dengan lapisan yang tahan terhadap keausan dan mempunyai sifat luncur yang baik
dengan perlakuan panas atau kimia, kemudian digerinda dengan/dibubut
tekanan kecil.
a. Pelepasan,
Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol
Pemeriksaan secara fisik terutama
dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol dari kemungkinan tergores,
retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong.
Pengukuran poros engkol.
1)
Pelepasan
a)
Lepaskan semua baut pengikat
bantalan poros engkol.
b)
Lepaskan semua metal dari main
journal.
c)
Bersihkan semua komponen.
2)
Pengukuran Ketirusan dan Keovalan
jurnal dan pena engkol.
Alat yang digunakan :
·
Jangka sorong
·
Mikrometer sesuai ukuran
·
Blok V
Cara pengukuran
Ø
Letakkan poros engkol dengan ditumpu
blok V pada kedua ujungnya.
Ø
Ukur diameter jurnal engkol secara
kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan jangka sorong.
Ø
Ambil micrometer yang sesuai dengan
diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan hati-hati.
Ø
Lakukan pengukuran diameter jurnal
satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya sebanyak 4
posisi yaitubsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian
belakang (X2 dan Y2).
Ø
Lakukan juga pengukuran pada
semua pena engkol seperti diatas (nomor b,c dan d ).
Ø
Hitung ketirusan poros dengan jalan
menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1 dengan Y2 kemudian diambil
ketirusan yang terbesar.
Ø
Hitung Keovalan semua poros dengan
jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan Y1 atau X2 dengan Y2
kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
Ø
Hitung keausan poros dengan jalan
menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter standar.
Ø
Apabila keausan masih dalam
batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka perbaikannya
dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan
keovalannya nol.
Ø
Bila keausan sudah melebihi batas
maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil ukuranya (under size)
sesuai dengan petunjuk pabrik .
3)
Pengukuran
kebengkokkan poros engkol.
Peralatan yang dibutuhkan: Blok V
dan Dial Tester Indicator (DTI).
Cara Pengukuran :
ü
Letakkan poros engkol dengan kedua
ujungnya ditumpudengan blok V.
ü
Pasang Dial indicator pada poros jurnal
paling tenga.
ü
Posisikan dial pada angka nol agar
pembacaan lebih mudah.
ü
Putar poros engkol pelan-pelan 360
derajat sambil melihat gerakan jarum dial.
ü
Besarnya kebengkokkan adalah sebesar
jumlah penyimpangan jarum dial indicator.
2) Bantalan Poros
Engkol
Bantalan poros engkol adalah
berfungsi melindungi dan menghantarkan putaran poros engkol. Untuk hal tersebut
maka bantalan harus mempunyai persyartan:
ü
Tahan aus
ü
Mempunyai sifat lincur yang baik
ü
Mendapat pelumasan yang merata
disekeliling poros
ü
Tahan terhadap
tekanan gaya aksil maupun horizontal
Bantalan pada poros engkol ada dau
jenis yaitu bantalan utama (main jurnal bearing) yaitu bantalan pada
poros utama dan bantalan jalan (connecting rod bearing) yaitu bantalan
antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin).
a. Prinsip
Kerja Bantalan.
Apabila ada dua bual logam yang
bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul
gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu
lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan keausan serta untuk
memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara
dua benda tersebut dapat dihindari.
b. Jenis-Jenis
Bantalan Luncur
1)
Berdasar konstruksinya bantalan
luncur dibagi:
a.
Bantalan luncur radial.
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial
dari batang torak saat berputar. Konstruksinya terbagi/terbelah
menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol.
b.
Bantalan luncur aksial
Bantalan ini menghantarkan poros
engkol menerima gaya aksialyaitu terutama pada saat terjadi melepas/menghubungkan
plat kopling saat mobil berjalan.
c.
Bantalan gelinding (roll).
Bantalan poros engkol ini digunakan
pada poros engkol yanmg terpisah/terbagi, sehingga pemasangan/pelepasannya
dengan jalan membagi poros engkol terlebihdahulu. Bantalan roll ini banyak
digunakan pada motor-motor 2 tak .
c. Pemeriksaan
dan pengukuran bantalan poros engkol
Hal yang perlu diukur dalam bantalan
adalah celah oli antara bantalan dengan porosnya, sedang alat yang digunakan
adalah plastic gauge , kunci momen dan kedi.
Cara mengukur celah oli:
·
Lepaskan tutup bantalan.
·
Pasang plastic gauge
sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur.
·
Pasang kembali tutup bantalan dan
keraskan dengan kunci momen sesuai dengan spesifikasinya.
·
Buka kembali tutup bantalan (jangan
memutar poros engkol).
·
Lihar plastic gauge yang menjadi
pipih dan ukur lebarnya dengan masternya yang ada pada tutup / bungkus plastic
gauge.
Pemeriksaan dan pengukuran bantalan
aksial poros engkol.
Alat yang diperlukan untuk mengukur celah antara poros
dengan bantalam aksial adalah Dial indicator dan kedi.
Cara pengukuran :
·
Pasang DTI pada ujung poros.
·
Kalibrasi dial (pada posisi nol
untuk memudahkan pembacaan).
·
Gerakkan poros maju dengan
mengungkit poros menggunakan obeng minus.
·
Hitung penyimpangan jarum dialnya.
·
Gerakakan kembali poros mundur
sampai berhenti
·
Hitung penyimpangan jaru dialnya.
·
Besarnya penyimpangan jarum (saat
diungkit maju maupun mundur) adalah sama dengan celah oli antara bantalan
aksial dengan porosnya .
6. Roda Penerus
Roda penerus/ fly wheel (pelengkap
poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi menyimpan tenaga putar
mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi
untuk per-kaitan dengan gigi pinion motor starter.
Roda gaya mempunyai dua
fungsi yaitu :
a.
Fungsi utama:
-
Menyimpan energi hasil pembaakaran
sehingga dapat mengatasi hambatan dalam melakukan langkah-langkah proses kerja
mesinterutama pada motor dengan silinder tunggal .
-
Menyeimbangkan ketidak stabilan
putaran/memperhalus varisi putaranmesin (terutama pada silinder banyak).
b.
Fungsi sekunder :
-
Sebagai penempatan roda gigi untuk
menggerakkan saat start.
-
Sebagai permukaan gesek dan tempat
dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).
Apabila roda gaya terlau
berat maka akan berakibat dalam melakukan akselersi/percepatan mmenjadi lemah
karena momen kelembamannya sangat besar, sedang bila terlalu ringan
berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak stabil/sering
mati tetapi untuk akselerasi sangat bagus.
HASIL KERJA
1) Keolengan Push Rod
No
|
Silinder
|
Hasil
|
Ket
|
No
|
Silinder
|
Hasil
|
Ket
|
1
|
Ex
|
0,08 mm
|
|
3
|
Ex
|
0,19 mm
|
Buruk
|
|
In
|
0,06 mm
|
Buruk
|
|
In
|
0,10 mm
|
Buruk
|
2
|
In
|
0,08 mm
|
Buruk
|
4
|
In
|
0,01 mm
|
|
|
Ex
|
0,01 mm
|
|
|
Ex
|
0,31 mm
|
|
Spesifikasi
|
0,30 mm
|
Kesimpulan : Komponen Silinder 1 (ex), 2
(ex), 4 (in) masih dalam kondisi baik. Dan yang lainnya harus diganti karena
tidak sesuai spesifikasi.
2) Diameter Tapped
No
|
Silinder
|
Hasil
|
Ket
|
No
|
Silinder
|
Hasil
|
Ket
|
1
|
Ex
|
19, 97 mm
|
|
3
|
Ex
|
19,98 mm
|
|
|
In
|
19, 99 mm
|
|
|
In
|
19,99 mm
|
|
2
|
In
|
19,99 mm
|
|
4
|
In
|
19, 97 mm
|
|
|
Ex
|
19, 98 mm
|
|
|
Ex
|
19, 98 mm
|
|
Spesifikasi
|
21,00 mm
|
Kesimpulan : Tapped dalam kondisi baik dan
tidak perlu diganti.
3) Kerataan Kepala Silinder
Sisi Blok Silinder
|
a
|
b
|
c
|
d
|
0,01 mm
|
0,03 mm
|
0,03 mm
|
0,04 mm
|
|
Spesifikasi
|
0,05 mm
|
Sisi Manifold
|
Masuk
|
Buang
|
||
a
|
b
|
c
|
d
|
|
0,01 mm
|
0,01 mm
|
0,02 mm
|
0,02 mm
|
|
Spesifikasi
|
0,05 mm
|
Kesimpulan : Kerataan Kepala silinder baik
dari sisi Block Silinder maupun sisi Monifold masih dalam kondisi baik dan
tidak perlu di sekur/ diratakan.
4) Kebocoran Katup dengan Dudukannya
Katup
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Masuk
|
Tidak Bocor
|
Tidak Bocor
|
Tidak Bocor
|
Tidak Bocor
|
Buang
|
Tidak Bocor
|
Tidak Bocor
|
Tidak Bocor
|
Tidak Bocor
|
Kesimpulan : Kondisi katup dengan dudukannya
semuanya baik baik saja dan tidak ada yang bocor sehingga tidak perlu ada
pergantian katup.
5) Diameter Batang Katup
Katup
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
||||
Jenis
|
EX
|
IN
|
IN
|
EX
|
EX
|
IN
|
IN
|
EX
|
A (mm)
|
8,00
|
7,60
|
7,57
|
8,12
|
8,11
|
7,57
|
7,63
|
8,00
|
B (mm)
|
8,10
|
7,64
|
7,60
|
8,13
|
8,11
|
7,64
|
7,50
|
8,09
|
Spesifikasi
|
EX = 7,960 – 7,980 mm
|
IN = 7,951 – 7,991 mm
|
Kesimpulan : Katup IN semuanya sesuai
spesifikasi dan tidak perlu diganti. Katup EX semuanya sudah membesar dan
dudukan katup sudah di over size dari spesifikasinya. Kondisi katup baik IN
maupun EX semuanya dalam kondisi normal dan tidak perlu diganti. (silinder 1 s.d.
silinder 4)
6) Ketebalan Margin Katup
Katup
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Masuk
|
0,847 mm
|
0,847 mm
|
0,847 mm
|
0,847 mm
|
Buang
|
0,845 mm
|
0,844 mm
|
0,844 mm
|
0,847 mm
|
Spesifikasi
|
EX = 0,9 mm
|
IN = 1,6 mm
|
Kesimpulan : Ketebalan Margin katup baik
katup hisap maupun buang mulai dari silinder 1 s.d. silinder 4 masih dalam
kondisi baik dan sesuai spesifikasi. Serta tidak perlu adanya pergantian katup.
7) Panjang Katup
Katup
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Masuk
|
100,4 mm
|
100,2 mm
|
100 mm
|
100,1 mm
|
Buang
|
99,2 mm
|
99,6 mm
|
99,2 mm
|
99,4 mm
|
Spesifikasi
|
EX = 100,10 mm
|
IN = 99,90 mm
|
Kesimpulan : Kondisi Katup IN banyak yang
sudah bertambah panjang karena over heating, akan tetapi kondisi katup masih
dalam keadaan baik semua dan masih dapat digunakan, akan tetapi apabila untuk
bersekala panjang harus cepat cepat diganti karena mengakibakan keruskana
komponen lain.
8) Panjang Pegas Katup
Katup
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Masuk
|
44,50 mm
|
44,40 mm
|
44,20 mm
|
44,55 mm
|
Buang
|
44,40 mm
|
44,20 mm
|
44,00 mm
|
44,20 mm
|
Spesifikasi
|
46,5 mm
|
Kesimpulan : Panjang pegas katup sudah
sesuai spesifikasi dan tidak perlu adanya pergantian pegas katup.
9) Diameter Roda Gigi + rantai
Nama Gigi
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Gigi Sprocet poros engkol
|
53,3 mm
|
59,4 mm
|
Gigi Sprocet poros nok
|
106,6 mm
|
113,8 mm
|
Kesimpulan : Gigi sprocet poros engkol dan
poros nok masih dalam kondisi baik dan sesuai spesifikasi. Sehingga tidak perlu
adanya pergantian rantai sprocet dan giginya.
10) Diameter Blok Silinder
Silinder
|
Jangka Sorong
|
Silinder Bore Gauge
|
Hasil
|
Silinder 1
|
75,00 mm
|
Kanan 0,01 mm
|
74,98 mm
|
Silinder 2
|
75,00 mm
|
Kanan 0,01 mm
|
74,98 mm
|
Silinder 3
|
75,00 mm
|
Kanan 0,02 mm
|
74,97 mm
|
Silinder 4
|
75,00 mm
|
Kanan 0,03 mm
|
74,96 mm
|
Spesifikasi
|
75,00 mm
|
Kesimpulan : Block Silinder belum terjadi
oversize dan hasilnyadapat saya simpulkan bahwa terdapat celah 0,01 mm setip
block silinder dan piston.
11) Diameter Piston
Silinder
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Hasil
|
74,98 mm
|
74,98 mm
|
74,97 mm
|
74,96 mm
|
Spesifikasi
|
75,00 mm
|
Kesimpulan : Diameter piston masih dalam
kondisi baik. Dan tidak perlu adanya pergantian. Serta Piston masih standart
dan tidak ada oversize pada piston tersebut.
12) Ring Piston end Gap
Silinder
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Hasil
|
0,50 mm
|
0,50 mm
|
0,50 mm
|
0,40 mm
|
Spesifikasi
|
0,23 – 0,33 mm
|
Kesimpulan : Kondisi Piston End Gap atau Ring piston harus ada pergantian karena tidak
sesuai spesifikasi.
13) Celah Ring Piston (1)
Silinder
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Hasil
|
0,05 mm
|
0,05 mm
|
0,05 mm
|
0,05 mm
|
Spesifikasi
|
0,05 mm
|
Kesimpulan : Celah Ring piston dengan piston
masih sesuai spesifikasi. Akan tetapi karena kondisi Ringnya masih longgar jadi
perlu adanya pergantian.
14) Keolengan Run Out poros engkol
Keolengan : 0,02 mm
Spesifikasi : Maksimum 0,03
mm
Kesimpulan : Poros engkol masih dalam kondisi baik dan tidak perlu adanya pergantiaan
pada komponen tersebut.
15) Keolengan Camshaft (poros Nok)
Keolengan Camshaft : 0,005 mm
Spesifikasi : Maksimum 0,06 mm
Kesimpulan : Keolengan camshaft masih dalam
spesifikasi bahkan lebih baik karena hanya 0,005 mm dan masih dalam kondisi
prima. Tidak perlu adanya pergantian pada komponen tersebut.
16) Ketinggian Noken
Noken
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Masuk
|
36,30 mm
|
36,18 mm
|
36,30 mm
|
36,20 mm
|
Buang
|
36,40 mm
|
36,32 mm
|
36,28 mm
|
36,18 mm
|
Spesifikasi
|
EX = 36,07 mm
|
IN = 36,17 mm
|
Kesimpulan : Ketinggian Noken sudah tidak
sesuai spesifikasi dan perlu adanya pergantian. Akan tetapi noken masih dapat
digunakan. Dengan catatan kalau digunkan jarak jauh harus segera diganti karena
dapat menyebabkan katup tidak bekerja dengan baik serta dapat menyebabkan
kerusakan komponen lain pada mesin.
17) Diameter jurnal poros Nok
(camshaft)
Poros Nok
|
Silinder 1
|
Silinder 2
|
Silinder 3
|
Silinder 4
|
Hasil
|
43,23 mm
|
43,42 mm
|
42,68 mm
|
42,96 mm
|
Spesifikasi (mm)
|
43,209-43,225
|
42,954-42,970
|
42,704-42,720
|
42,459-42,475
|
Kesimpulan : Poros Nok (campshaft) silinder 1
dan silinder 3 masih dalam keadaan baik dan tidak perlu diratakan. Akan tetapi
untuk silinder 2 dan 4 tidak sesuai spesifikasi karena overheating pada msein.
Sehingga perlu adanya perataan agar keolengan pada campshaft dapat sesuai
spesifikasi.
- KESIMPULAN
Untuk dapat melaksanakan Overhaul
Engine perlu diketahui beberapa hal tentang prinsip dasar berbagai mesin.
Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam teknik otomotif
perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin pada
kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti:
a)
Sistem pendinginan
b)
Sistem pelumasan
c)
Sistem aliran bahan bakar
Pada kendaraan engine Kijang 4K
ini secara keseluruhan masih dalam kondisi baik dan masih dapat digunkan. Akan
tetapi kalau digunakan jarak jauh sudah tidak mampu dan harus ada pergantian
bebarapa komponen yang sudah saya sebutkan diatas. Karena apabila tidak diganti
mengkibatkan mesin tidak dapat berakselerasi secara maksimal.
Setelah membongkar dan memasang
komponen diatas kita dapat belajar dari pengalaman bahwa :
1)
Harus ada tanda komponen dalam
pada mesin, karena terjadinya over heating pada mesin mengakibatkan perbedaan
pada setiap hal seperti baut kepala silinder, tapped, katup, dll
2)
Dalam pelepasan baut harus hati –
hati dan tidak boleh salah. Karena apabila salah akan mengakibatkan baut aus
dan tidak dapat digunkan lagi sehingga perlu adanya oversize atau pergantian.
Kulon Progo, 21 September 2015
Pembimbing
|
Nilai
|
Praktikum
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar